Saya Kaget, Kok Ada Bu Ani

imagePerkampungan nelayan di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, adalah salah satu wilayah kumuh di Indonesia.

Sampah bertebaran di sudut-sudut desa karena armada sampah yang tidak melayani wilayah itu. Saluran air mampat dan dipenuhi sampah. Nelayan kesulitan memperbaiki kapal karena tidak ada bengkel kapal. Tidak tersedia pemecah gelombang sehingga kapal-kapal nelayan yang berlabuh saling berbenturan satu sama lain dan cepat rusak.

Pada Desember 2010, Desa Tanjung Pasir menjadi tempat berlangsungnya aksi sosial yang diprakarsai Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu. Aksi sosial itu berupa penanaman pohon. Ny Ani Yudhoyono, Ny Herawati Boediono, dan istri para menteri hadir dalam kesempatan itu.

Pada November 2012, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie juga mendatangi Tanjung Pasir. Dilaporkan di situs TV One, Aburizal menjanjikan bantuan bagi koperasi di Tanjung Pasir.

Kunjungan ketiga dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara mendadak pada Jumat (4/1/2012) pagi.

Wartawan, staf khusus presiden, dan para menteri terlebih dahulu berkumpul di Hotel Sultan, Jakarta. Sekitar pukul 07.30 WIB, iring-iringan meninggalkan Hotel Sultan dan menuju ke Tol Bandara. Semula wartawan mengira Presiden akan mengunjungi Bandara Soekarno-Hatta yang sebelum ini mengalami masalah. Ternyata, rombongan keluar dari pintu belakang kompleks bandara dan menyusuri sungai di daerah Teluk Naga. Presiden dan Ny Ani menggunakan mobil dengan pelat nomor B 1909 RFS, bukan RI 1.

Di sepanjang sungai dengan airnya yang berwarna cokelat, warga mandi, mencuci, buang air, dan memancing. Ada pula orang sakit jiwa tanpa busana berdiri di jalan. Jika bukan kunjungan rahasia, pemandangan seperti itu tidak ada. Sepanjang perjalanan juga tidak terlihat anggota TNI yang berjajar di tepi jalan, menjaga di ujung-ujung gang.

Di Tanjung Pasir, ibu-ibu kaget. "Saya kaget, kok ada Bu Ani," kata seorang ibu. Orang-orang berebutan bersalaman dengan Yudhoyono dan istrinya. Ini tak biasa. Biasanya anggota Paspampres mencegah mereka yang tidak dikenal menyalami Presiden begitu saja.

Presiden berbincang-bincang dengan warga saat Bupati Tangerang Ismet Iskandar belum kelihatan karena masih dalam perjalanan. Ia baru diberi tahu saat Presiden tiba.

Dalam dialog singkat di SPBU khusus nelayan, para nelayan mengeluhkan stok solar yang terbatas. Yudhoyono pun meminta Direktur Pertamina Karen Agustiawan untuk mengatasi kekosongan solar di SPBU itu.

Presiden lantas menuju dermaga. Kali ini Bupati Ismet sudah hadir. Dalam dialog di dermaga, warga menyampaikan lebih banyak keluhan, mulai dari saluran yang dipenuhi sampah, madrasah yang ijazahnya tidak diakui, ketiadaan modal, letak bengkel kapal yang jauh, hingga ketiadaan tanggul pemecah gelombang. Untuk urusan sampah, Presiden meminta Ismet mengatasinya dan Ismet pun berjanji akan memerintahkan truk sampah untuk melewati Tanjung Pasir.

SBY kecewa

Mengenai permodalan, Yudhoyono kecewa karena warga tidak tahu bahwa pemerintah memiliki program Kredit Usaha Rakyat (KUR), skema kredit untuk usaha kecil tanpa agunan. Camat dan kepala desa diminta melakukan penyuluhan tentang keberadaan KUR yang nilainya mencapai puluhan triliun rupiah setiap tahun. Presiden juga menyaksikan lelang ikan di Tanjung Pasir. Ia menyerahkan bantuan Rp 100 juta. Presiden menyatakan akan mengirim tim pemeriksa pada tiga bulan setelah kunjungan ini. Tim bertugas memastikan semua yang diminta warga diwujudkan oleh menteri, bupati, dan camat.

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa menyatakan, kunjungan merupakan bagian dari respons terhadap kritik bahwa meski pembangunan tumbuh dengan baik, ada kelompok masyarakat bawah yang tetap tertinggal.