Chelsea sukses mencatat sejarah dengan merebut trofi Liga Champions untuk pertama kalinya dalam 107 tahun dengan mengalahkan Bayern Munich lewat adu penalti. Kemenangan Chelsea tidak lepas dari tangan dingin manajer interim Roberto Di Matteo yang berhasil membangkitkan The Blues hanya dalam waktu tiga bulan.
Di Matteo juga yang memberikan semangat kepada semua pemain dengan video berdurasi 20 menit yang menampilkan pesan dari seluruh keluarga para pemain Chelsea, ia bahkan meminta staf IT Chelsea untuk mencari video atau foto para pemain ketika mereka masih kecil, tidak terkecuali Ryan Bertrand.
Bertrand, pemain muda yang memulai debut Liga Champions di final kemarin, mengatakan video yang diperlihatkan sang manajer sukses membangkitkan semangat para pemain Chelsea, meski mereka dicap sebagai underdog di pertandingan ini.
“Kami semua dipanggil untuk rapat sebelum pertandingan. Kami tidak tahu dia menyiapkan itu semua. Pesan dari keluarga kami adalah suatu kejutan yang luar biasa bagi kami,” ujar Bertrand seperti dilansir The Sun.
“Ibu dan adik saya mengucapkan semoga beruntung untuk saya dan seluruh tim, kemudian seluruh keluarga besar saya juga ikut mendukung saya. Itu sedikit memalukan memang. Tapi saya senang.”
Pada debutnya, Bertrand sukses membuat frustrasi Arjen Robben dan Philipp Lahm. Pemain binaan Chelsea ini pun masih tidak percaya jika Di Matteo memilihnya untuk bermain sejak menit awal ketimbang Florent Malouda yang jauh lebih senior.
“Manajer bicara empat mata usai pemutaran video tersebut. Dia bertanya siapa saja yang memberikan dukungan untuk saya di video tersebut. Lalu, dia tanpa basa-basi lagi mengatakan jika saya akan bermain di final.”
“Sudah banyak spekulasi yang mengatakan saya akan bermain di final. Saya senang Manajer memberikan saya kepercayaan untuk bermain di pertandingan besar seperti ini.”
Bertrand yang baru 22 tahun disebut-sebut sebagai pengganti Ashley Cole. Hal ini tidak lain karena dirinya juga bermain sebagai bek kiri, posisi yang saat ini ditempati oleh Cole.
Tapi di final, Di Matteo melakukan perjudian dengan menempatkan Bertrand sebagai sayap kiri untuk meredam pergerakan Robben dan Lahm. Hasilnya cukup sukses. Die Rotten cukup dibuat frustrasi olehnya hingga akhirnya ia digantikan oleh Malouda di menit 73.
Di Matteo juga yang memberikan semangat kepada semua pemain dengan video berdurasi 20 menit yang menampilkan pesan dari seluruh keluarga para pemain Chelsea, ia bahkan meminta staf IT Chelsea untuk mencari video atau foto para pemain ketika mereka masih kecil, tidak terkecuali Ryan Bertrand.
Bertrand, pemain muda yang memulai debut Liga Champions di final kemarin, mengatakan video yang diperlihatkan sang manajer sukses membangkitkan semangat para pemain Chelsea, meski mereka dicap sebagai underdog di pertandingan ini.
“Kami semua dipanggil untuk rapat sebelum pertandingan. Kami tidak tahu dia menyiapkan itu semua. Pesan dari keluarga kami adalah suatu kejutan yang luar biasa bagi kami,” ujar Bertrand seperti dilansir The Sun.
“Ibu dan adik saya mengucapkan semoga beruntung untuk saya dan seluruh tim, kemudian seluruh keluarga besar saya juga ikut mendukung saya. Itu sedikit memalukan memang. Tapi saya senang.”
Pada debutnya, Bertrand sukses membuat frustrasi Arjen Robben dan Philipp Lahm. Pemain binaan Chelsea ini pun masih tidak percaya jika Di Matteo memilihnya untuk bermain sejak menit awal ketimbang Florent Malouda yang jauh lebih senior.
“Manajer bicara empat mata usai pemutaran video tersebut. Dia bertanya siapa saja yang memberikan dukungan untuk saya di video tersebut. Lalu, dia tanpa basa-basi lagi mengatakan jika saya akan bermain di final.”
“Sudah banyak spekulasi yang mengatakan saya akan bermain di final. Saya senang Manajer memberikan saya kepercayaan untuk bermain di pertandingan besar seperti ini.”
Bertrand yang baru 22 tahun disebut-sebut sebagai pengganti Ashley Cole. Hal ini tidak lain karena dirinya juga bermain sebagai bek kiri, posisi yang saat ini ditempati oleh Cole.
Tapi di final, Di Matteo melakukan perjudian dengan menempatkan Bertrand sebagai sayap kiri untuk meredam pergerakan Robben dan Lahm. Hasilnya cukup sukses. Die Rotten cukup dibuat frustrasi olehnya hingga akhirnya ia digantikan oleh Malouda di menit 73.